Pertanyaan:
Dalam surat Al-A’raf ayat 54 Allah berfirman:
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy.” (QS. Al-A’raaf: 54)
Kita ketahui bersama bahwa yang dimaksud dengan “Hari” adalah selesainya perputaran bumi di sekitar matahari. Ini menunjukkan bahwa pergantian malam dan siang adalah mulai terbitnya matahari, menghilang, kemudian kembali lagi. Inilah yang disebut satu hari. Sementara yang disebutkan pada ayat adalah enam hari. Ini maksudnya apa? Karena tentu saat itu bumi dan matahari belum terciptakan.
Jawaban:
Segala puji hanya milik Allah, dan shalawat beriring salam semoga senantiasa tersampaikan kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabat, amma ba’du:
Firman Allah di atas, juga firmanNya pada surat Qaaf: 38 yang berbunyi:
“Sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam hari, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.” (QS. Qaaf: 38)
Kedua firman Allah di atas, tidak mengharuskan perkiraan hari sesuai dengan gerakan ilmu falak, matahari dan bulan, atau semisalnya. Karena perhitungan hari dengan perkiraan seperti ini, adalah hari-hari dunia yang sudah kita kenal bersama.
Adapun sebelum diciptakannya matahari dan bulan, tentu tidak mengharuskan jika tidak ada ukuran lain untuk menghitung waktu dan mengetahui kadar hari. Sebab kita sekarang mengenal apa yang disebut dengan Light Year atau tahun cahaya. Yaitu jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam satu tahun. Tahun ini tentu sangat berbeda dengan hitungan tahun yang biasa dikenal manusia.
Sehingga kita tidak boleh menyalahkan seseorang yang mengatakan tahun cahaya. Atau kita berkata kepadanya: “Tahun anda ini tidak benar atau tidak terkenal.”
Ibnul Jauzi Rahimahullah berkata:
Maksud firman Allah: “Dalam enam hari” maksudnya dalam perkiraan seperti itu. Karena hari diketahui dengan terbit dan tenggelamnya matahari, sementara saat itu belum ada matahari. (Zaadul Masiir, 3/211)
Syaikhul Islam ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
Allah memberitahukan kalau Dia menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Sama saja: apakah dikatakan bahwa hari-hari tersebut adalah hari-hari yang dihitung dengan terbit dan terbenamnya matahari, atau dikatakan: Hari-harinya jauh lebih besar lagi. Sebagaimana sebagian ulama’ berkata: Satu hari kadarnya adalah seribu tahun. Karena tidak diragukan kalau hari-hari yang langit dan bumi diciptakan padanya bukan hari dan masa yang bergantung kepada gerakan falak. Tapi hari-hari itu dihitung dengan gerakan jasmani yang ada sebelum diciptakannya langit dan bumi.” (Majmu’ fatawa, 18/235)
Beliau juga berkata:
“Allah memberitahukan bahwa Dia menciptakan langit bumi dan isi keduanya dalam enam hari. Perlu diketahui bahwa hari-hari yang disebutkan adalah masa yang dihitung dengan gerakan selain gerakan matahari dan bulan.” (Dar’u Ta’arudh Al-Aql wa An-Naql: 1/69)
Allahu a’lam.
sumber klik di sini