Faidah hari ini, Selasa: 21 DzulHijjah 1441H/11 Agustus 2020M
*Doa Nabi Ibrahim Shallallahu Alaihi Wasallam*
Akhi/ukhti fillah yang diberkahi di mana pun berada.
Allah ta’ala berfirman mengisahkan doa Nabi Ibrahim Shallallahu Alaihi Wasallam:
((رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ ءَامِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ))
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35)
Ada beberapa pelajaran yang mesti kita renungkan dari doa beliau ini. Karena apa pun yang datang dalam Al-Quran tidak mungkin datang secara kebetulan.
Karena Al-Quran Ashdaqul Hadis (perkataan paling benar) dan Khairul Kalam (sebaik-baik perkataan).
Pertama:
Pada doa Nabi Ibrahim di atas, ada dua poin penting yang mesti kita renungkan. Yaitu keamanan negeri dan tauhid.
Dari doa beliau ini, ada indikasi bahwa tidak amannya suatu negeri, banyaknya bencana dan musibah di suatu negeri, adalah karena kesyirikan.
Karena itu beliau berdoa setelah memohon keamanan: “Jauhkan aku dan anak cucuku dari menyembah berhala.”
Ini menunjukkan bahwa kesyirikan adalah sumber ketidakamanan. Syirik adalah kemaksiatan paling besar dari maksiat-maksiat yang lain. Sementara kemaksiatan adalah penyebab datangnya berbagai bencana dan hukuman.
Tidaklah hukuman datang bertubi-tubi kepada umat-umat terdahulu, kecuali karena kesyirikan mereka. Seperti digambarkan Allah dalam firmanNya:
فَكُلًّا اَخَذْنَا بِذَنْۢبِهٖۙ فَمِنْهُمْ مَّنْ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا ۚوَمِنْهُمْ مَّنْ اَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ ۚوَمِنْهُمْ مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ الْاَرْضَۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ اَغْرَقْنَاۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ 40.
Maka masing-masing (mereka itu) Kami azab karena dosa-dosanya, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Allah sama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri. (QS. Al-Ankabut)
Kedua:
Kedudukan tinggi doa. Dan seorang mukmin tergantung kepada doa yang diucapkannya.
Maka jangan remehkan doa. Tidaklah Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, kecuali karena doa Nabi Ibrahim Shallallahu Alaihi Wasallam.
Jika Nabi Ibrahim, yang merupakan bapak para Nabi dan imamul muwahhidin, masih memohon kepada Allah agar anak cucunya diselamatkan dari Neraka, sepatutnya kita lebih pantas dan lebih perlu memohonkan kepada Allah agar anak cucu kita dihindarkan dari syirik.
Seorang mukmin, tergantung kepada doanya. Jika tidak berdoa, niscaya Allah tidak peduli padanya. Allah ta’ala berfirman:
قُلْ مَا يَعْبَؤُا بِكُمْ رَبِّيْ لَوْلَا دُعَاۤؤُكُمْۚ فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُوْنُ لِزَامًا ࣖ 77.
Katakanlah Muhammad: “Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, kalau bukan karena doamu. Sungguh, kamu telah mendustakanNya? Karena itu, kelak (azab) pasti (menimpamu).” (QS. Al-Furqan)
Tadabbur dari poin ini, apakah selama ini Anda wahai orang tua, sudah mendoakan anak-anaknya agar dijauhkan Allah dari kesyirikan?!
Jika belum, mulai sekarang mari kita hafalkan doa Nabi Ibrahim Shallallahu Alaihi Wasallam di atas.
Ketiga:
Masalah patung dan berhala tidak bisa dianggap remeh. Mungkin seseorang akan mengatakan: “Tidak mungkin aku menyembah berhala.” “Tidak mungkin anakku menyembah berhala.”
Kami katakan: Orang semacam ini sangat sombong. Dari mana datangnya jaminan bahwa dia dan anaknya tidak akan menyembah berhala.
Nabi Ibrahim yang seorang Nabi, bapaknya para Nabi, bahkan imam para ahli tauhid, meski setinggi ini kedudukan beliau, tidak pernah merasa aman dari kesyirikan.
Akankah kita kemudian merasa aman?! Bahkan beliau menjelaskan; banyak sekali manusia tersesatkan oleh berhala.
Allah berfirman mengisahkan doa beliau:
رَبِّ اِنَّهُنَّ اَضْلَلْنَ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِۚ 36.
Ya Tuhan, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak dari manusia. (QS. Ibrahim)
Meski hanya berhala bisu, buta, dan tidak bisa berbuat apa pun. Tapi banyak manusia tersesat olehnya.
Dan pada zaman modern ini, ada game di smartphone yang mengharuskan pemain menyembah berhala. Jika orang tua diam saja, berarti meridhai kesyirikan memasuki rumah dan anak keturunannya.
Jika tidak segera bertaubat, tunggu saja datangnya azab Allah cepat atau lambat.
Keempat:
Sepatutnya para orang tua, tidak pernah lalai dalam memohon kepada Allah ta’ala untuk kebaikan putra-putrinya.
Terkadang orang tua kesal dengan kenakalan atau keaktifan anaknya. Mengeluh bahwa mereka susah diatur dan lain sebagainya.
Pertanyaannya: Sudahkah Anda mendoakan kebaikan untuk mereka? Sudahkah Anda mendidik mereka dengan Pendidikan islami yang baik?!
Wallaahu a’lam. Semoga bermanfaat. (wmafaj)
———————————————————————————————- الفقير إلى رحمة ربه: وفي مرزوقي عمار -وافاه الله ورزقه بالجنة- اللهم إني ظلمت نفسي ظلما كثيرا ولا يغفر الذنوب إلا أنت فاغفر لي مغفرة من عندك وارحمني إنك أنت الغفور الرحيم